Jumat, 04 Maret 2016

Jadwal Live Race motoGP 2016



Balapan MotoGP siap digelar mulai 20 Maret 2016 mendatang. Tentunya para penggemar kecepatan roda dua ini sudah tidak sabar untuk menantikannya. Rasa penasaran pun mungkin sudah mulai muncul, meskipun penyelenggaraan balap motor terbesar di dunia ini baru dimulai beberapa bulan mendatang. Siapakah kira-kira rider yang bakal sukses menyandang gelar juara dunia 2016 mendatang, apakah Marquez, Lorenzo atau Rossi?. Kemudian seberapa besar tensi antara Rossi dan Marquez?.
Semua itu tentu bakal terjawab di gelaran siaran langsung MotoGP 2016 yang akan disiarkan secara langsung oleh Trans7. FIM sebagai penyelenggara pun beberapa waktu yang lalu telah merilis jadwal MotoGP musim 2016 secara resmi melalui website MotoGP.com.
Berbeda dari tahun sebelumnya, tampak bakal ada sedikit perubahan yang terjadi pada gelaran MotoGP 2016 mendatang. Perubahan yang dilakukan oleh FIM adalah perubahan penjadwalan waktu diselenggarakannya empat seri MotoGP, yaitu di sirkuit Silverstone - Inggris, Sachsenring - Jerman, Sepang - Malaysia dan Valencia - Spanyol. Perubahan waktu race yang terjadi tidak lepas dari diselenggarakannya balap mobil Formula 1 (F1) yang rencananya juga akan dilangsungkan di Inggris.
Sedikit flashback di tahun 2015, gelaran perdana MotoGP yang di selenggarakan di sirkuit Losail, Qatar, 30 Maret 2015 pun terbilang cukup mengesankan. Ducati tampak jauh lebih baik dengan menyelesaikan race di podium 2. 'The Doctor' pun tak kalah memukau, podium pertama mampu ia torehkan di laga perdana tahun lalu.
Sementara itu, terjadi beberapa perubahan susunan pembalap MotoGP 2016. Salah satunya adalah dengan dimasukkannya nama Tito Rabat di tim Marc VDS dalam starting line up di race mendatang.
Bagi Anda para penggemar MotoGP dan ingin mengetahui jadwal motoGP 2016 Trans7 lebih awal, berikut adalah kalender 2016 MotoGP selengkapnya.
Demikianlah Jadwal MotoGP 2016 sebagai referensi Anda dalam menyaksikan siaran-siaran langsung MotoGP yang disiarkan oleh Trans7.   

Rabu, 02 Maret 2016

Cerita wayang penuh makna: Petruk Dadi Ratu


 Petruk adalah salah satu tokoh Punakawan dalam Pewayangan Jawa. Sebenarnya tokoh Petruk dan ketiga tokoh punawakan lainya (Semar-Gareng-Bagong) tidak terdapat dalam cerita kitab Mahabarata. Tokoh tersebut terlahir saat keadaan dan kondisi tatanan masyarakat Jawa di akhir abad 15 sedang dalam masa transisi. Saat itu agama Hindu adalah keyakinan yang utama di dalam masyarakat Jawa. Dan agama Islam saat itu mulai menyebar di beberapa daerah pesisir pulau Jawa.  Waktu itu Islam bagaikan seorang puteri yang sedang kondisi mengandung tua menjelang melahirkan. Perlu banyak usaha serta upaya yang gigih dan tanpa kenal lelah untuk dapat melahirkan bayi dengan mulus, tanpa kehilangan sang Ibu dan si Jabang Bayi. Salah satu upayanya yaitu melalui pertunjukan wayang, yang dilakukan oleh seorang sunan Kalijaga dengan memasukan konsep  dakwah Punakawan di setiap pertunjukan guna menarik minat serta mewartakan tentang Islam.
Lanjut pada cerita wayang “Petruk Dadi Ratu (Petruk Menjadi Raja)” itu merupakan salah satu cerita wayang karangan pujangga Islam dan tidak ada di dalam cerita Mahabarata. Banyak orang yang mengartikan bahwa lakon Petruk Dadi Ratu ini sebagai sebuah simbol atau sindiran akan ketidak becusan seorang pemimpin, atau seseorang yang tidak layak menjadi pemimpin dan di jadikan pemimpin sehingga hasilnya adalah kekacauan. Benarkah demikian…?

Ringkasan kisah Petruk Dadi Ratu.
Diceritakan Lakon “Petruk Dadi Ratu” ini, berawal dari pertempuran dua raja yang begitu sengitnya. Keduanya sama-sama sakti, sama-sama gagah perwira dan pilih tanding sehingga keduanya tak ada yang kalah dan tak ada yang menang. Keduanya bertempur karena memperebutkan pusaka Jimat Kalimusodo yang teramat sakti. 
Suatu ketika pusaka Jimat Kalimusodo tersebut hinggap pada diri Petruk.  Dengan pusaka Jimat Kalimusodo ditangannya dan kemudian mengamalkannya, maka jadilah Petruk seorang yang sakti mandraguna, gagah perkasa, tanpa tanding. Dengan kesaktiannya yang teramat sakti itu Petruk menjadi jumawa, angkuh, dan sombong.
Singkat cerita sang Petruk menjelma menjadi Prabu Kanthong Bolong, Petruk melabrak semua tatanan yang sudah terlanjur menjadi “main stream”. Dia menjungkir balikkan anggapan umum, bahwa penguasa boleh bertindak semaunya, bahwa raja punya hak penuh untuk berlaku adil ataupun tidak. Bertindak semaunya terhadap rakyat dan juga kerajaannya.
Tentu saja, ulah Prabu Kanthong Bolong tersebut membuat resah raja-raja lainnya. Bahkan Kawah Candradimuka pun mendidih perlambang ada yang membahayakan pemerintahan kerajaan-kerajaan. Hingga keadaan semakin semrawut. Sampai akhirnya lurah Semar Bodronoyo turun tangan untuk mengendalikan situasi.
“Ngger, Petruk anakku”, Semar berujar pelan, suaranya serak dan berat seperti biasanya.
 “Jangan kau kira aku tidak mengenalimu, ngger!”
“Apa yang sudah kau lakukan, thole? Apa yang kau inginkan? Apakah kamu merasa hina menjadi kawulo alit (rakyat kecil)? Apakah kamu merasa lebih mulia bila menjadi raja?
“ Sadarlah ngger, jadilah dirimu sendiri”
Prabu Kanthong Bolong yang gagah dan tampan pun berubah seketika menjadi Petruk. Kemudian berlutut dihadapan Semar dan tersadarlah Petruk.
“Maka seharusnya penguasa itu menghargai kawula. Penguasa itu harus berkorban demi kawula, tidak malah ngrayah uripe kawula (menjarah hidup rakyat). Kwasa iku kudu ana lelabuhane (kuasa itu harus mau berkorban). Kuasa itu bahkan hanyalah sarana buat lelabuhan, kendati ia masih berkuasa, ia tidak akan di-petung (dianggap) oleh rakyat. Raja itu bukan raja lagi, kalau sudah ditinggal kawula. Siapa yang dapat memangkunya, agar ia bisa menduduki tahta, kalau bukan rakyat? Raja yang tidak dipangku rakyat adalah raja yang koncatan (ditinggalkan) wahyu,” 
Itulah sepenggal cerita wayang Petruk dadi ratu semoga bisa menjadi inspirasi buat kita semua.

Baca Juga: Beli Wayang Online

kumpulan kata motivasi jawa


Dalam kehidupan orang jawa ada peribahasa atau unen-unen sebagai pegangan atau motivasi dalam menjalani hidup.
Berikut ini unen-unen jawa dan artinya:

1. Rame ing gawe sepi ing pamrih, memayu hayuning bawana. 
(Giat bekerja/membantu dengan tanpa pamrih, memelihara alam semesta /mengendalikan nafsu)

2. Manungsa sadrema nglakoni, kadya wayang umpamane.
(Manusia sekedar menjalani apa adanya, seumpama wayang)

3. Ati suci marganing rahayu.
(Hati yang suci menjadi jalan menuju keselamatan jiwa dan raga)

4. Ngelmu kang nyata, karya reseping ati.
(Ilmu yang sejati, membuat tenteram di hati)

5. Ngudi laku utama kanthi sentosa ing budi.
(Menghayati perilaku mulia dengan budi pekerti luhur)


6. Jer basuki mawa beya.
(Setiap usaha memerlukan beaya)

7. Ala lan becik dumunung ana awake dhewe.
(Kejahatan dan kebaikan terletak di dalam diri pribadi)

8. Sing sapa lali marang kebecikaning liyan, iku kaya kewan.
(Siapa yang lupa akan amal baik orang lain, bagaikan binatang)

9. Titikane aluhur, alusing solah tingkah budi bahasane lan legawaning ati, darbe sipat berbudi bawaleksana.
(Ciri khas orang mulia yakni, perbuatan dan sikap batinnya halus , tutur kata yang santun, lapang dada, dan mempunyai sikap wibawa luhur budi pekertinya)

10. Ngunduh wohing pakarti.
(Orang dapat menerima akibat dari ulahnya sendiri)

11. Ajining dhiri saka lathi lan budi.
(Berharganya diri pribadi tergantung ucapan dan akhlaknya)

12. Sing sapa weruh sadurunge winarah lan diakoni sepadha-padhani¬ng tumitah iku kalebu utusaning Pangeran.
(Siapa yang mengetahui sebelum terjadi dan diakui sesama manusia, ia termasuk utusan tuhan)

13. Sing sapa durung wikan anane jaman kelanggengan iku, aja ngaku dadi janma linuwih.
(Siapa yang belum paham adanya zaman keabadian, jangan mengaku menjadi orang linuwih)

14. Tentrem iku saranane urip aneng donya.
(Ketenteraman adalah sarana menjalani kehidupan di dunia)

15. Yitna yuwana lena kena.(Eling waspdha akan selamat, yang lengah akan celaka)

16. Ala ketara becik ketitik.
(Yang jahat maupun yang baik pasti akan terungkap juga)

17. Dalane waskitha saka niteni.
(Cara agar menjadi awas, adalah berawal dari sikap cermat dan teliti)

18. Janma tan kena kinira kinaya ngapa.
(Manusia sulit diduga dan dikira)

19. Tumrap wong lumuh lan keset iku prasasat wisa, pangan kang ora bisa ajur iku kena diarani wisa, jalaran mung bakal nuwuhake lelara.
(Bagi manusia, fakir dan malas menjadi bisa/racun, makanan yang tak bisa hancur dapat disebut sebagai bisa/racun, sebab hanya akan menimbulkan penyakit)

20. Klabang iku wisane ana ing sirah. Kalajengking iku wisane mung ana pucuk buntut. Yen ula mung dumunung ana ula kang duwe wisa. Nanging durjana wisane dumunung ana ing sekujur badan.
(Racun bisa Lipan terletak di kepala, racun bisa kalajengking ada di ujung ekor, racun bisa ular hanya ada pada ular yang berbisa, namun manusia durjana racun bisanya ada di sekujur badan)

21. Geni murub iku panase ngluwihi panase srengenge, ewa dene umpama ditikelake loro, isih kalah panas tinimbang guneme durjana.
(Nyala api panasnya melebihi panas matahari, namun demikian umpama panas dilipatgandakan¬, masih kalah panas daripada ucapan orang durjana)

22. Tumprape wong linuwih tansah ngundi keslametaning liyan, metu saka atine dhewe.
(Bagi orang linuwih selalu berupaya menjaga keselamatan untuk sesama, yang keluar dari niat suci diri pribadi)

23. Pangucap iku bisa dadi jalaran kebecikan. Pangucap uga dadi jalaraning pati, kesangsaran, pamitran. Pangucap uga dadi jalaraning wirang.
(Ucapan itu dapat menjadi sarana kebaikan, sebaliknya ucapan bisa pula menyebabkan kematian, kesengsaraan. Ucapan bisa menjadi penyebab menanggung malu)

24. Sing bisa gawe mendem iku: 1) rupa endah; 2) bandha, 3) dharah luhur; 4) enom umure. Arak lan kekenthelan uga gawe mendem sadhengah wong. Yen ana wong sugih, endah warnane, akeh kapinterane, tumpuk-tumpuk bandhane, luhur dharah lan isih enom umure, mangka ora mendem, yakuwi aran wong linuwih.
(Penyebab orang menjadi lupa diri adalah : gemerlap hidup, harta, kehormatan, darah muda. Arak dan minuman juga membuat mabuk sementara orang. Namun bila ada orang kaya, tampan rupawan, banyak kepandaiannya, hartanya melimpah, terhormat, dan masih muda usia, namun semua itu tidak membuat lupa diri, itulah orang linuwih)

25. Sing sapa lena bakal cilaka.
(Siapa terlena akan celaka)

26. Mulat salira, tansah eling kalawan waspada.
(Jadi orang harus selalu mawas diri, eling dan waspadha)

27. Andhap asor.
(Bersikap sopan dan santun)

28. Sakbegja-begjan¬e kang lali luwih begja kang eling klawan waspada.
(Seberuntungnya¬ orang lupa diri, masih lebih beruntung orang yang eling dan waspadha)

29. Sing sapa salah seleh.
(Siapapun yang bersalah akan menanggung celaka)

30. Nglurug tanpa bala, menang tanpa ngasorake.
(Bertanding tanpa bala bantuan)

31. Sugih ora nyimpen.
(Orang kaya namun dermawan)

32. Sekti tanpa maguru.
(Sakti tanpa berguru, alias dengan menjalani laku prihatin yang panjang)

33. Menang tanpa ngasorake.
(Menang tanpa menghina)

34. Rawe-rawe rantas malang-malang putung.
(Yang mengganggu akan lebur, yang menghalangi akan hancur)

35. Mumpung anom ngudiya laku utama.
(Selagi muda berusahalah selalu berbuat baik)

36. Yen sira dibeciki ing liyan, tulisen ing watu, supaya ora ilang lan tansah kelingan. Yen sira gawe kebecikan marang liyan tulisen ing lemah, supaya enggal ilang lan ora kelingan.
(Jika kamu menerima kebaikan orang lain, tulislah di atas batu supaya tidak hilang dari ingatan. Namun bila kamu berbuat baik kepada orang lain hendaknya ditulis di atas tanah, supaya segera hilang dari ingatan)

37. Sing sapa temen tinemu.
(Siapa yang bersungguh-sung¬guh akan berhasil)

38. Melik nggendhong lali.
(Pamrih menyebabkan lupa diri)

39. Kudu sentosa ing budi.
(Harus selamat ke dalam jiwa)

40. Sing prasaja.
(Menjadi orang harus bersikap sabar)

41. Balilu tau pinter durung nglakoni.
(Orang bodoh yang sering mempraktekan, kalah pandai dengan orang pinter namun belum pernah mempraktekan)

42. Tumindak kanthi duga lan prayogo.
(Bertindak dengan penuh hati-hati dan teliti/tidak sembrono)

43. Percaya marang dhiri pribadi.
(Bersikaplah percaya diri)

44. Nandur kebecikan.
(Tanamlah selalu kebaikan)

45. Janma linuwih iku bisa nyumurupi anane jaman kelanggengan tanpa ngalami pralaya dhisik.
(Manusia linuwih adalah dapat mengetahui adanya zaman keabadian tanpa harus mati lebih dulu)

46. Sapa kang mung ngakoni barang kang kasat mata wae, iku durung weruh jatining Pangeran.
(Siapa yang hanya mengakui hal-hal kasat mata saja, itulah orang yang belum memahami sejatinya Tuhan)

47. Yen sira kasinungan ngelmu kang marakake akeh wong seneng, aja sira malah rumangsa pinter, jalaran menawa Gusti mundhut bali ngelmu kang marakake sira kaloka iku, sira uga banjur kaya wong sejene, malah bisa aji godhong jati aking.
(Bila anda mendapat anugrah ilmu yang membuat banyak orang senang, janganlah kamu merasa pintar, sebab apabila Tuhan mengambil lagi ilmu yang menyebabkan anda terkenal itu, anda akan menjadi orang biasa lagi, malah lebih bermanfaat daun yang kering)

48. Sing sapa gelem gawe seneng marang liyan, iku bakal oleh wales kang luwih gedhe katimbang apa kang wis ditindakake.
(Barang siapa gemar membuat orang lain bahagia, anda akan mendapatkankan balasan yang lebih besar dari apa yang telah anda lakukan)